MEMBAWA HADIAH, ADAB BERSILATURRAHMI?

Silaturrahmi adalah kata yang sudah sering kita dengar, entah di mimbar ceramah, obrolan abang warkop, supir angkot, pasar. Kata itu sudah sering dilayangkan oleh masyarakat kita. Silaturrahmi sendiri diammbil dari bahasa arab, sillah bermakna menyambung, sedang rahmi adalah kekerabatan. Yang dianalogikan dari kata rahim. Dimana saudara adalah 2 orang yang lahir dari satu rahim. Atau lebih sering diartikan menyambung kasih sayang.

Silaturrahmi adabnya
Gambar oleh Cocoparisienne dari Pixabay

lalu apakah silaturrahmi dan silaturahim berbeda? maknanya kurang lebih sama, hanya saja penggunaan kata yang pertama lebih sering digunakan oleh masyarakat umum, adapun kata yang kedua lebih sering digunakan oleh keturunan Arab dan bahasa Formal tentang keagamaan.

PENGGUNAAN KATA SILATURAHMI DI INTERNET

silaturrahmi sendiri jika kita bedah memiliki 2 cara, cara pertama adalah dengan mendatangi rumah kediaman, yang kedua dengan menghubunginya lewat telepon jarak jauh. Namun agaknya cara kedua tidak seampuh yang pertama. Tapi banyak dari kita menggunakan kata silaturrahmi pada media online. Kasusnya adalah ketika thailand vs vietnam yang diduga menggunakan cara lama, yakni sepakbola gajah. Banyak dari netizen kita yang mengungkapkan dengan kata “mana nih akun officialnya, mau silaturrahmi“, silaturrahmi di sini bukan makna sebenarnya, karena tujuan netizen sebenarnya adalah mem bully dengan kata-kata cemooh.

ADAB YANG HARUS DILAKUKAN

Tapi kita tidak sedang berlarut dalam pembahasan pengertian silaturrahmi, karena dalam bersilaturrahmi sendiri memiliki beberapa adab yang harus dilakukan. Agar menjadi pahala dan bukan dosa. Di moment minggu Idul adha atau Idul fitri, beberapa keluarga besar biasanya melaksanakan acara kumpul bareng besar-besaran, misal halal bihalal keluarga mpok sarinah. Nah untuk menghindari perbuatan yang tidak diridhoi oleh Allah, maka kita harus tau beberapa adab silaturrahmi, karena perkumpulan itu juga termasuk ber-silaturrahmi.

1. Pertama dari yang pertama adalah niat, kita sudah mengetahui bahwa niat terjadi sebelum perilaku. Kita juga sering mendengar kalimat “innama al a’malu bin niyah” hadits yang sangat masyhur, bermakna Allah tidak akan menerima suatu amal kecuali dengan niat kepada Allah. Jika niatnya bukan karenanya maka dia mendapatkan yang lain dan tidak mendapatkan pahala dari Allah.

2. Mengharap pahala, masih bersambung pada sebelumnya niat dan harapan adalah sesuatu yang dekat. Maka ketika sudah berniat dengan baik hendaklah berharap untuk mendapat pahala, karena pengharapan dalam ibadah adalah sesuatu yang diperlukan.

3. Mulailah dari yang paling dekat, maksudnya adalah dari kerabat sanak saudara, baru kemudian tetangga terdekat, baru agak menjauh dalam ruang lingkup sekitar. Hal ini sangat krusial untuk diperhatikan oleh kaum muslimin. Karena tidak jarang seseorang hubungan dengan masyarakat baik namun tidak dengan hubungan kepada Ibu nya.

4. Dahulukan ber-silaturrahmi kepada mereka yang paling bertaqwa, berarti setelah kita tahu urutan yang dibahas pada no 3, kita tambahkan ketaqwaan. Misal, dari kerabat yang paling bertaqwa kemudian setelahnya, lalu tetangga terdekat yang paling bertaqwa, lalu tetangga jauh yang paling bertaqwa dan seterusnya. walaupun sejatinya ketaqwaan itu sendiri tak dapat dinilai oleh mata manusia. namun setidaknya kita bisa melihat yang dzhohir. Adapun setelahnya ternyata ada orang yang lebih bertaqwa di mata Allah, hal itu wajar karena kita hanya manusia yang lemah dan bodoh.

5. Mengucapkan salam, ketika sampai rumah yang dikunjungi hendaklah kalian mengucapkan salam. Hal itu telah dianjurkan dalam surat An-Nur ayat 27:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَدْخُلُوْا بُيُوْتًا غَيْرَ بُيُوْتِكُمْ حَتّٰى تَسْتَأْنِسُوْا وَتُسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَهْلِهَاۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.

6. setelah salam dijawab maka hal selanjutnya adalah dengan meminta izin untuk masuk, karena bisa jadi tuan rumah sedang tidak ingin diganggu, atau masih dalam proses persiapan menjamu anda, oleh karenanya meminta izin masuk setelah salam adalah sesuatu yang penting.

7. Jika tidak diizinkan, sebaiknya kita pulang. Atau ketika salam kita tidak dijawab sebanyak tiga kali, maka disunnahkan untuk kembali, karena itu artinya tuan rumah tidak ingin diganggu. Janganlah kamu memaksa. Hal ini juga telah disinggung pada ayat berikutnya:

فَاِنْ لَّمْ تَجِدُوْا فِيْهَآ اَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوْهَا حَتّٰى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَاِنْ قِيْلَ لَكُمُ ارْجِعُوْا فَارْجِعُوْا هُوَ اَزْكٰى لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ

artinya: Dan jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah!” Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

8. Tidak berdiri di depan pintu masuk, diharuskan untuk agak di pinggir bagian pintu agar tidak menghalangi pandangan dan tidak mengagetkan ketika tuan rumah membuka pintu. Hal ini dijelaskan dalam hadits riwayat Abu Dawud.

9. Tidak menginap lebih dari 3 hari, hal itu agar tidak menyulitkan tuan rumah.

Baca Juga: Bahaya Jeroan Untuk Kesehatan

10. Meminta izin sebelum makan dan tidak melirik kanan kiri.

11. Tidak diperkenankan mengintip-intip bagian dalam rumah.

12. Membawa hadiah untuk tuan rumah, hal ini juga sangat dianjurkan. Misalnya anda membawa buah-buahan, masakan rendang daging, opor ayam, madu-maduan, minyak-minyakan dan sebagainya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *