MITOS-MITOS TENTANG MADU YANG DIANGGAP FAKTA

Gambar oleh  estelle heitz  dari  Pixabay

Madu merupakan cairan manis alami yang dihasilkan dari lebah yang menghisap Nektar tumbuh-tumbuhan yang
berbunga. Madu sudah dikenal dari dulu, Konsumen untuk madu pun tidak sedikit, karena madu memiliki manfaat
yang banyak untuk kesehatan.
Tapi beberapa manusia di zaman ini memiliki caranya untuk meraup keuntungan yang lebih banyak, mereka berfikir
untuk memangkas Beban Produksi, dengan cara mencampurkan cairan madu dengan cairan yang lebih murah dari
madu. Seperti Cairan Pemanis. Itu adalah salah satu dari tiga cara(pembuatan Madu palsu dengan gula, pencampuran
Madu, menggantikan Nektar dengan Gula untuk pangan lebah)
Dengan begitu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui fakta dan mitos tentang madu. Dengan penyebaran
informasi yang sangat cepat, maka penyebaran fakta dan mitos pun sangat berpengaruh pada keyakinan yang bisa
saja menyesatkan.
ini adalah beberapa mitos yang dianggap fakta tentang madu, dilansir dari Kompas.com mengenai keaslian madu yang
beredar di masyarakat, ketahui kebenarannya di balik mitos tersebut:

1. Mitos Madu Asli Tidak Akan Berubah Warna
Justru sebenarnya perubahan warna pada madu adalah hal yang biasa. Hal itu disebabkan reaksi milliard atau reaksi

pen-coklatan non enzimatis yang meningkatkan kadar antioksidan dalam madu. Seperti yang diketahui, antioksidan
bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas yang bisa memicu kanker, katarak, jantung dan penurunan fungsi ginjal.
“Dengan begitu bisa dipastikan bahwa mitos mengenai madu asli tidak akan berubah warna adalah salah,” kata Dr. Hj.
Dewi Masyithoh, SP., M.Pt., Owner dan Komisaris Kembang Joyo Group.

2. Mitos Madu Asli Tidak Disukai Semut
Ini adalah sesuatu yang pas jika dikatakan mitos, karena justru semut juga menyukai madu. Faktanya, kesukaan semut
pada madu sangat bergantung dengan berbagai alasan. Umur madu, kandungan karbohidrat, hingga jenis semut yang
ada disekitar area madu. Bukti lain bahwa semut juga menyukai madu adalah seringnya semut dan lebah bertarung
untuk memperebutkan nektar dari tanaman berbunga. Meskipun begitu ada madu yang tidak disukai oleh semut,
yakni madu yang belum cukup umur. Karena madu yang belum cukup umur akan menghasilkan karbondioksida dari
proses fermentasi alami, hal itu tidak disukai semut.

3. Mitos Madu Yang Mengkristal Merupakan Madu Palsu
Kristalisasi madu sering disalah artikan masyarakat sebagai ciri dari madu palsu. Sejatinya, kristalisasi ini merupakan
hal yang biasa terjadi secara alami pada madu. Madu yang mengkristal pun tidak akan mengalami penurunan kualitas,
kandungannya akan tetap sama. Tapi untuk warnanya mungkin mengalami perubahan.

4. Mitos Madu Asli Bisa Meletup
Secara alamiah, mikro-organisme yang disebut khamir akan terbawa dalam madu. Nah, untuk madu yang memiliki
masa panen yang cukup panjang, khamir ini tidak aktif. Sebaliknya pada madu yang memilikki masa panen usia dini,
khamir akan aktif sehingga akan terjadinya proses fermentasi, dan proses itu akan menghasilkan CO2. Gas tersebut
secara alami akan menguap ke udara. Jika madu muda tersebut sudah dikemas di botol, maka akan terjadi akumulasi
pada penumpukas CO2 yang menyebabkan letupan. Nah hal tersebut mungkin menjadi tolak ukur bahwa madu
tersebut dipanen muda atau dipanen cukup tua. Tapi tidak bisa dijadikan patokan keaslian madu.

untuk mencicipi keaslian madu dan pengetahuan tentang madu, kami menyarankan anda untuk menghubungi
kawanibarokah.com, PT terpercaya yang bergerak di bidang manufaktur pangan jenis Herbal, Madu, Suplemen.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *